Menurut tutur cerita dari tetua masyarakat, sejarah Desa cikura telah berlangsung Sebelum masa kemerdekaan, wilayah Desa Cikura termasuk dalam wilayah kecamatan Bojong kabupaten Tegal. Desa Cikura merupakan daerah perdesaan yang dilimpahi berkah tanah pertanian yang subur, tumbuhan yang menghijau, tidak heran di masa penjajahan desa cikura di gunakan oleh para pejuang untuk di jadikan persembunyian selama masa perjuangan kemerdekaan republik indonesia.
Pada masa Perang Kemerdekaan Desa Cikura merupakan tempat persembunyian para Pejuang Kemerdekaan sehingga menjadi target sasaran penyerangan bom oleh para penjajah Belanda karena di desa Cikura tempat singgah oleh para tokoh tokoh perjuanagan yang di anggap berbahaya oleh kaum penjajah,
Desa Cikura secara dejure terbentuk saat dibawah kepemimpinan Bekel Kasdiyah yang terkenal dengan sebutan Bekel Longsor disebut longsor karena belum sampai habis masa jabatanya telah dicopot oleh pemerintah, masih pada saat pemerintahan Hindia Belanda. Kepemimpinan sebelumnya belum terbentuk pemerintahan desa dipegang oleh Tetua Desa yaitu : K. Kardi/K. Kurdi Kemudian dilanjutkan oleh Wasmad yang mendapat nama gelar Cadiwirya dari Keraton Jojgakarta Hadiningrat dengan Pangkat Lurah. Sehingga namanya menjadi Wasmad Cadiwirya. Dan kempemimpinan selanjutnya dipegang oleh Wasri yang jabatanya berubah dari lurah menjadi Kepala Desa. Dan setelah itu kepemimpian tetap dengan sebutan Kepala Desa sampai sekarang.
Nama Desa Cikura berasal dari sebuah kisah sebuah rombongan yang merupakan para pendakwah agama Islam di awal masuknya islam (Menurut bebrapa ketarangan dari sesepuh desa adalah rombongan dari daerah Maroko yang dulu terkenal dengan sebutan daerah (Maghrobi atau Maghrib) yang selanjutnya dikenal dikalang masyarakat dengan Al Maghrobi, datang ke tanah Jawa dan sampailah disuatu daerah di lereng gunung Slamet, karena lelah dan sangat letih karena perjalanan yang jauh tersebut akhirnya rombongan pun berhenti dan beristirahat dalam bahasa lokal Ngabrok sehingga sampai sekerang daerah tersebut dinamakan Cikebrok, adalah sebuah pedukuhan yang masuk dalam wilayah Cikura meliputi RT. 03,04,05,06 RW 02. Dan daerah tersebut akhirnya menjadi tempat persinggahan dan tempat peristirahatan. Setelah seluruh rombongan merasa cukup beristirahat akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dalam misinya mengemban dakwah agama Islam, akhirnya tibalah disuatu tempat dan berhentilah rombongan tersebut salah seorang dari mereka berkata “Sukura” bersukurlah kita, kemudian dareah tersebut dinamakan Cikura yang berasal dari kata Sukura, Demikian Sekilas sejarah Desa cikura yang dapat kami sajikan dan didokumentasikan.